INTEGRASI VERTIKAL
Integrasi vertikal adalah penggabungan antara perusahaan-perusahaan yang beroperasi pada tahap-tahap produksi yang berbeda-beda. Dengan kata lain integrasi vertikal dalam aktivitas ekonomi dapat dikatakan sebagai suatu kejadian apabila suatu perusahaan mengambil alih lebih dari satu tingkat urutan proses total perpindahan suatu set bahan mentah hinga produk jadi. Strategi integrasi vertikal adalah dapat berupa kendali terhadap inputnya (backward) dan kendali terhadap outputnya (forward) atau keduanya. Pada integrasi vertikal kebelakang, perusahaan memperoleh kendali terhadap input atau sumberdaya dengan menjadi pemasok sendiri. Sebagai contoh adalah sebuah pabrik baja mengambil alih atau bergabung dengan perusahaan bijih besi, perusahaan minyak goreng melakukan integrasi dengan perkebunan kelapa sawit dansebagainya.
Integrasi vertikal kedepan, perusahaan memperoleh kendali terhadap output dengan menjadi distributor bagi dirinya sendiri. Mengambil contoh sebelumnya, yaitu perusahaan minyak goreng, disamping memproduksi minyak goreng perusahaan tersebut juga mempunyai jaringan pemasaran sampai kekonsumen akhir. Contoh lain misalnya perusahaan penyulingan minyak memiliki di hilir (berarti ke depan) terminal penampungan dan fasilitas distribusi bahan bakar eceran, dan di hulu (berarti ke belakang) sumur ladangminyak mentah dan jaringan pipa transportasi.
Strategi integrasi vertikal dianggap sebagai strategi pertumbuhan karena memperluas operasi perusahaan. Namun, suatu organisasi bisnis tunggal yang menggunakan strategi vertikal tetap dianggap organisasi tunggal karena perusahaan tidak diperluas dalam industri yang berbeda-beda. Integrasi vertikal dapat dicapai melalui investasi baru dan akuisisi dari perusahaan yang ada pada berbagai tahap produksi.
Perusahaan minyak seperti Exxon mobil telah lama menggunakan strategi integrasi vertikal. Mereka memiliki berbagai tingkat dan jenis operasi bisnis dalam eksplorasi minyak, pengilangan, distribusi dan penjualan baik dari sumur minyak hingga pompa gas. Contoh lain perusahaan yang menetapkan strategi integrasi vertikal adalah Walt Disney. Perusahaan mengendalikan bisnis hiburan, dari isi program hingga sistem distribusi.
Salah satu alasan mengapa perusahaan melakukan integrasi vertikal adalah karena strategi ini dapat menghilangkan biaya yang tidak perlu. Aktivitas tawar menawar dapat dihilangkan jika dua perusahaan yang sebelumnya terpisah menjadi bagian yang berurutan dibawah kepemilikan yang sama. Demikian juga pengeluaran untuk advertensi dan promosi yang tadinya terjadi oleh tingkat sebelumnya dari suatu operasi, tidak lagi diperlukan. Jadi berbagai penghematan dapat dilakukan, seperti penghematan biaya dalam pemrosesan, pemasaran dan penggunaan informasi.
Sedangkan kerugian akibat integrasi vertikal antara lain adalah munculnya disparitas dalam kapasitas produksi, kehilangan manfaat spesialisasi karena ketidakmampuan menyesuaikan tingkat keluaran dengan cepat.
Integrasi Vertikal Dan Integrasi Horizontal: Kapan, Kenapa dan Keuntungannya?
Perusahaan yang telah berada pada tahapan dimana telah keluar dari masa-masa krisis di awal pertumbahannya dan telah memasuki tahap untuk menuju puncaknya harus berhati-hati dalam mengambil langkah-langkah yang berkaitan dengan proses pertumbuhannya, dalam hal ini adalah bagaimana perusahana itu mengambil alternatif strategi pertumbuhan yang tersedia baik dalam praktek maupun dalam literatur yang ada. banyak alternatif stratregi dalam di ambil oleh sebuah perusahaan, dinataranya adalah Integrasi yang aman dalam alternatif strategi ini di bagi atas dua tipe yaitu strategi dimana perusahaan menguasai perusahaan yang memproduksi input produknya hingga perusahaan yang menguasai distribusinya yang mana ini dikenal dengan straregi integrasi vertikal, sebagai contohnya, apa yang dilakukan oleh Indofood yang memiliki perusuhaan yang menguasai bahan produk utamanya yaitu tepung yang mana perusahaan tersebut adalah Bogasari, sehingga hal ini membuat dominasi Indofood di persaingan menjadi semakin kuat karena supply bahan bagi yang selalu tersedia dengan tentunya harga yang sangat murah, kemudian tipe kedua adalah ketika perusahaan melakukan penguasaan atau kerja sama pada perusahaan yang berada pada satu jenis industri yang sama yang mana strategi ini dikenal sebagai strategi integrasi horizontal, sebagai contohnya adalah seperti apa yang dilakukan oleh Esia dan Flexi dimana mereka bekerja sama dalam meningkatkan kinerja pelayanan mereka pada konsumen yang, dimana seperti yang diketahui bahwa kedua perusaahn ini bergerak dalam bidang yang sama serta kepimilikan yang berneda antar keduanya. Kedua alternatif itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, muali dari akuisisi, merger hingga hanya joint venture atau bahkan membangun perusahaan itu sendiri (jika perusahaan benar-benar memiliki dana yang melimpah).
Kapan Integrasi Vertikal Dan Integrasi Horizontal?
Perusahaan yang sedang dalam tahap ingin mengembangkan usahanya dapat mengambil alternatif strategi ini untuk mengembangkan usahanya, baik yang tipe Integrasi vertikal maupun tipe Integrasi Horizantal. Waktu yang tepat dimana perusahaan ingin mengambil alternatif strategi ini untuk berkembang tergantung pada kondisi yang ada pada perusahaan pada saat itu, mulai dari dalam perusahaan sendiri yaitu bagaimana ketersediaan input dari produk yang di butuhkan oleh perusahaan, biaya produksi yang dihasilkan oleh perusahaan dibandingkan jika input tersebut dimiliki sendiri oleh perusahaan, distribusi produk perusahaan ke konsumen kemudia faktor eksternal seperti kondisi persaingan yang ada sekarang yang sedang di hadapi oleh perusahaan.
Dua faktor tersebut baik yang internal maupun eksternal sangat signifikan perannya dalam menentukan kapan saat yang tepat perusahaan dalam melakukan integrasi baik vertikal maupun horizontal. Kondisi dimana ketersediaan bahan baku perusahaan mengalami permasalahan dalam jumlah maupun kualitas dan kondisi itu menjadi semakin buruk maka ini merupakan salah satu indikasi dari perlunya dilakukan integrasi secara vertikal dalam hal ini, kemudian yang berkaitan dengan proses distribusi produk dari perusahaan, jika kondisi dimana proses distribusi ini terganggu oleh masalah pada pihak ketiga, baik dalam hal akses serta komitmen kerja sama maka hal ini juga dpaat menjadi salah satu indikasi penting perlu adanya integrasi vertikal. Untuk integrasi horizontal faktor yang sangat mempengaruhinya adalah faktor eksternal, dimana banyak perusahaan yang bersaing dalam industri tersebut bersaing semakin ketat, dimana beberapa perusahaan yang ada saling berusaha untuk menjadi leader market, sehingga salah satu dari beberapa perusahaan tersebut melihat bahwa akan sangat lebih baik kinerjanya jika perusahaan tersebut bergabung satu dengan lainnya atau setidaknya melakukan kerja sama untuk meningkatkan kinerja dan penguasaan pasar yang ada.
Kenapa Integrasi Vertikal Dan Integrasi Horizontal?
Kenapa bukan diversifikasi atau penetrasi pasar, atau bahkan hanya produk focus oriented?integrasi di pilih pada saat perusahaan ingin me fokus pada produknya serta fokus pada distribusinya yang berimbas pada penguasaan pasar yang semakin kuat dan besar. integrasi dipilih karena perusahaan ingin melancarkan arus distribusi baik dari bahan baku hingga produk akhir perusahaan, perusahaan ingin menambah market share perusahaannya, atau perusahaan ingin menjadi leader dalm industri dimana perusahaan tersebut berada.
Keuntungannya Integrasi Vertikal Dan Integrasi Horizontal?
Keuntungahn yang dapat diambik dengan sangat jelas oleh perusahaan adalah :
Jika perusahaan melakukan integrasi vertikal dengan menguasai perusahaan yang memproduksi bahan baku utama perusahaan, tentu saja yang utama keuntungannya ketersediaan bahan baku uatam dari perusahaan tentu saja akan selalu tersedia dengan jumlah yang cukup, dan juga perusahana dapat mengontrol kualitas dari bahan baku tersebut, sehingga bahan baku yang akan di gunakan oleh perusahaan akan sangat baik dan juga biaya produksinya, hingga biaya inventory “mungkin” akan direduksi.
Jika perusahaan melakukan integrasi vertikal dengan menguasai perusahaan yang menguasai proses distribusi dalam hal ini retail dan wholesale perusahaan, maka keuntungannya tentu saja perusahan akan dapat dengan jelas mengontrol sejauh proses distribusi yang ada, perusahaan dapat “mengurangi” biaya pengiriman karena distributor serta penjualnya juga milik perusahaan (bagian dari perusahaan).
Jika perusahaan melakukan intergrasi horizontalm dimana perusahaan melakukan penguasaan atau kerja sama dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, tentu saja keuntungan bagi perusahaan adalah adanya penguasaan pangsa pasar yang semakin meningkat, penguasaan serta penggunaan teknologi yang “semakin efisien”, saling mengisi antar kedua perusahan tersebut, baik dari pelayanan, kinerja produk hingga proses pendistribusianya serta bargaining power yang semakin besar dalam menghadapi persaingan yang ada dalam industri tersbeut.
Tetapi tentu saja, hal-hal di atas sangat tergantung dari kondisi keuangan dari perusahaan, kondisi internal perusahaan pada umumnya, dari kapasiatas pabrik, karyawan, hingga teknologi yang digunakan, pilihan dari apakah melakukan integrasi yang ada di atas baik secara vertikal maupun horizontal akan tergantung pada kondisi internakl ini (khususnya finansial). Jika perusahana yang kondisi keungannya tidak mencukupi untuk melakukan akuisisi secara penuh maka perusahan tersebut dapat mengambil langkah joint venture atau merger, dengan konsekuensi yang beragam serta keuntungannya pun beragam.
Komentar
Posting Komentar