Ilmu Ekonomi Sebagai Suatu Sistem Hubungan Yang Terorganisasi
RINGKASAN MATERI
Ilmu Ekonomi Sebagai Suatu Sistem Hubungan Yang Terorganisasi
O
L
E
H
cheril sawirano lampuh
031100209
Program Studi Pembangunan
Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Tentena
2014
Ilmu Ekonomi Sebagai Suatu Sistem Hubungan Yang Terorganisasi
Ciri-ciri utama setiap sistem adalah terdapatnya satu tatanan yang mapan atau organisasi di kalangan unsur-unsur di dalam sistem itu. Ilmu ekonomi neoklasik merupakan suatu sistem hubungan terorganisasi yang menghayati suatu
tatanan yang mapan di dalam gejala-gejala, yang dilukiskannya dalam penelitian yang khusus mengenai hubungan kegiatan antar manusia di dalam lingkungan hidup kemasyarakatannya. Pandangan sistem dalam ilmu ekonomi berjalan sejajar secara identik dengan pandangan di dalam ilmu fisika, ilmu kimia, ilmu hayat, dan ilmu pengetahuan lainnya. Patutlah diakui semua ilmu
pengetahuan kontemporer telh menjadi “ilmu pengetahuan yang mengandung kerumitan terorganisasi”.
Jika kita membayangkan pandangan sistem itu, maka akan segera tampak jelas bahwa perubahan-perubahan yang mempengaruhi satu bagian dari sistem ekonomi akan segera mempunyai pengaruh langsung pada bagian itu, tetapi menunda pengaruhnya ke seluruh bagian lainnya yang tersisa dalam suatu sistem itu. Pengaruh awal merupakan pengaruh yang paling besar daya kerjanya, sedangkan pengaruh-pengaruh yang tertunda kemudian daya kekuatannya makin menipis, tetapi pengaruh itu menyebar ke seluruh sistem. Hal ini karena pengaruh-pengaruh perubahan yang tertunda daya kekuatannya makin menumpuk dan makin bertambah.
Ilmu Ekonomi Tenaga Kerja Sebagai Suatu Subsistem Pada Sistem Ekonomi
Ilmu ekonomi tenaga kerja merupakan suatu sistem hubungan
yang terorganisasi, dan juga merupakan suatu subsistem pada sistem ekonomi yang lebih luas. Di dalam pasar tenaga kerja, permintaan dan penawaran secara bersama-sama menentukan jumlah yang akan dipekerjakan serta upah yang akan mereka terima. Dalam hal semacam ini pasar tenaga kerja adalah sama dengan pasar barang, misalnya gandum. Pada kedua pasar tersebut, pilihan para pembeli
dan penjual tercermin dalam gambaran perubahan yang terjadi di pasar. Perbedaan antara pasar tenaga kerja dengan pasar produksi merupakan hal paling penting dan menarik bagi ahli ekonomi tenaga kerja. Jika terdapat ciri-ciri khusus pada pasar tenaga kerja, maka tidak akan terdapat alasan pemikiran yang rasional dalam ilmu ekonomi tenaga kerja. Uraian mengenai prinsip-prinsip ekonomi akan dapat memberikan latar belakang yang cukup bagi analisis pasar tenaga kerja.
Pasar tenaga kerja mempunyai satu ciri yang unik dan dipandang cukup dapat membedakannya dari semua pasar yang ada dilihat dari segi faktor-faktor produksi dan dari semua pasar produksi. Mengingat bahwa penyedia peralatan mesin atau pihak penyedia gandum sedikit pun tidak peduli terhadap bagaimana atau di mana peralatan mesin atau gandum dipergunakan, jika sudah dijual, maka hal ini berbeda kenyataannya dengan pihak penyedia jasa tenaga kerja.
Untuk dapat melihat secara serentak semua faktor yang menyebabkan pasar tenaga kerja lebih rumit dibandingkan dengan pasar produksi. Namun, ini merupakan hal yang tidak mungkin dilaksanakan. Penalaran terhadap pasar tenaga kerja sebagian besar dapat dipahami apabila kita membangun suatu model pemikiran yang mengambil intisari dari ciri-ciri khusus pasar ini lalu memusatkan pikiran terhadap ciri-ciri umunya. Secara singkat, pertama kita harus meneliti suatu model pemikiran yang memusatkan pemikiran terhadap ciri-ciri yang dimiliki pasar gandum dan pasar tenaga kerja pada umumnya. Berdasarkan landasan teori semacam itu, terbuka kemungkinan untuk menambahkan berkas tambahan, dan pada suatu saat terwujud dalam bentuk kerumitan perorangan di pasar tenaga kerja. Kerumitan-kerumitan ini dapat diteliti pengaruhnya terhadap seluruh pelaksanaan pasar tanpa mengurangi pengertian kita tentang logika sistem harga sebagaimana yang diterapkan terhadap pasar tenaga kerja.
Produktivitas Kerja
Produktivitas mengandung pengertian filosofis, definisi kerja, dan operasional. Secara filosofis, produktivitas merupakan pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, tetapi terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja.
Secara definisi kerja, produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan per satuan waktu. Definisi kerja ini merupakan cara atau metode pengukuran. Walaupun secara teori dapat dilakukan, tetapi dalam praktek sukar dilaksanakan karena sumber daya masukan yang dipergunakan umumnya berbagai macam dan dalam proporsi yang berbeda.
Kualitas dan Kemampuan
Kualitas dan kemampuan karyawan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi, etos kerja, mental, dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan.
Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja yang langsung dengan pelaksanaan tugas, tetapi juga landasan untuk mengembangkan diri serta kemampuan memanfaatkan semua sarana yang ada di sekitar kita untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi produktivitas kerja.
Faktor lain yang mempengaruhi produktivitas karyawan adalah motivasi kerja, etos kerja, dan sikap mental karyawan. Peningkatan motivasi, etos, dan sikap kerja yang berorientasi kepada produktivitas membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan teknik-teknik tertentu, antara lain dengan menciptakan iklim dan lingkungan kerja yang menyenangkan dan hubungan industrial yang serasi.
Kemampuan fisik karyawan memerlukan perhatian pengusaha dewasa ini, terutama karena tingkat upah umumnya rendah sehingga pemenuhan gizi dan kesehatan karyawan umumnya sangat terbatas, terutama untuk karyawan berpenghasilan rendah. Usaha-usaha perbaikan penghasilan akan meningkatkan kemampuan fisik dan kemudian produktivitas kerja mereka.
Sarana Pendukung
Saran pendukung untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan perusahaan dapat dikelompokkan pada dua golongan, yaitu:
Menyangkut lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara produksi, sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja, serta suasana dalam lingkungan kerja itu sendiri.
Menyangkut kesejahteraan karyawan yang terjamin dalam sistem pengupahan dan jaminan sosial, serta jaminan kelangsungan kerja.
Sebagaimana dikemukakan di atas, perbaikan-perbaikan di bidang lingkungan kerja dapat menumbuhkan semangat dan kecepatan kerja. Demikian juga perbaikan-perbaikan di bidang pengupahan dan jaminan sosial dapat meningkatkan motivasi kerja dan kemampuan fisik karyawannya. Di samping itu, dengan tingkat upah dan jaminan sosial yang lebih baik, semakinbanyak anggota keluarga terutama ibu-ibu rumah tangga yang masuk pasar kerja. Adanya kepastian atas kelangsungan pekerjaan dan penghasilan yang akan diperoleh hingga hari tua, merupakan daya pendorong untuk meningkatkan produktivitas kerja. Dalam hal ini termasuk adanya jaminan dan kepastian bahwa karyawan dan keluarganya akan mendapatkan pelayanan kesehatan dan tunjangan khusus pada saat-saat diperlukan.
Supra Sarana
Aktivitas perusahaan tidak terjadi dalam isolasi. Apa yang terjadi dalam perusahaan dipengaruhi oleh apa yang terjadi di luarnya, seperti sumber-sumber faktor produksi yang akan digunakan, prospek pemasaran, perpajakan, perizinan, lingkungan hidup, dan lain-lain. Kebijaksanaan pemerintah di bidang ekspor impor, pembatasan-pembatasan dan pengawasan, juga mempengaruhi ruang lingkup pimpinan perusahaan dan jalannya aktivitas di perusahaan.
Hubungan antara pengusaha dan karyawan juga mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Bagaimana pandangan pengusaha terhadap karyawan, sejauh mana hak-hak karyawan mendapat perhatian pengusaha, serta sejauh mana karyawan diikutsertakan dalam penentuan kebijaksanaan, merupakan faktor yang mempengaruhi partisipasi karyawan dalam keseluruhan proses produksi.
Kemampuan manajemen menggunakan sumber-sumber secara maksimal dan menciptakan sistem kerja yang optimal, akan menentukan tinggi rendahnya produktivitas kerja karyawan. Peranan manajemen sangat strategis untuk peningkatan produktivitas yaitu dengan mengkombinasikan dan mendayagunakan semua sarana produksi menerapkan fungsi-fungsi manajemen, menciptakan sistem kerja dan pembagian kerja, menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat, serta menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.
Perusahaan adalah suatu tempat di mana karyawan memperoleh pengalaman kerja dan kesempatan meningkatkan keterampilannya. Kesempatan seperti itu dapat dinikmati karyawan hanya bila pimpinan perusahaan memungkinkannya.
Secara umum dapat dikemukakan bahwa faktor manajemen sangat berperan dalam peningkatan produktivitas karyawan perusahaan, baik secara langsung melalui perbaikan pengorganisasian dan tata kerja yang memperkecil pemborosan dan keborosan penggunaan sumber-sumber, maupun secara tidak langsung melalui fasilitas latihan serta perbaikan penghasilan dan jaminan sosial karyawan.
Komentar
Posting Komentar